Dahsyat Banget! Bom Nuklir Tak Dapat Menghentikan Ancaman Asteroid
Dythia Novianty | Lintang Siltya Utami
Suara.com - NASA melakukan eksperimen latihan untuk melindungi Bumi jika ada asteroid berbahaya ditemukan akan menghantam planet.
Latihan itu dilakukan selama empat hari, mulai 26 April hingga 29 April.
Para ilmuwan diberi tahu bahwa mereka memiliki waktu enam bulan untuk melaksanakan rencana menghentikan asteroid, yang akan bertabrakan dengan Bumi.
Baca Juga:NASA Perpanjang Misi Helikopter Ingenuity di Mars
Para ahli berkesimpulan, enam bulan adalah waktu yang terlalu singkat untuk membangun pesawat luar angkasa yang diperlukan dan melepaskan bom nuklir tidak akan membuahkan hasil.
Latihan simulasi ini sebenarnya dilakukan setiap dua tahun sebagai bagian dari Konferensi Pertahanan Planet.
Kali ini, ilmuwan Amerika Serikat dan Uni Eropa diberi tahu tentang keberadaan asteroid 2021PDC, yang berpeluang 5 persen menghantam Bumi pada 20 Oktober 2021.
Simulasi hari pertama dihabiskan untuk mengumpulkan data. Pada hari kedua, para ahli mulai menyaring informasi tentang orbit dan lintasannya.
Tim menemukan bahwa asteroid itu berpotensi menghantam Afrika atau Eropa.
Baca Juga:Hore! Helikopter Pertama NASA di Mars Sukses Lakukan Penerbangan Keempat
Pada awalnya, para ilmuwan mulai mencari cara untuk mencegah hantaman asteroid terjadi. Namun, garis waktu enam bulan tidak memungkinkan untuk melakukan misi luar angkasa yang kredibel, mengingat keadaan teknologi saat ini.
Tim ahli kemudian menilai apakah perangkat nuklir dapat digunakan untuk menghancurkan asteroid.
Hasil simulasi menunjukkan bahwa jika perangkat nuklir menghantam asteroid dengan harapan dapat membelokkan arah lintasannya atau menghancurkannya.
Bom nuklir itu hanya dapat memecah asteroid menjadi ukuran yang lebih kecil tetapi tidak dapat menghancurkannya.
Baca Juga:NASA Perpanjang Misi Helikopter Ingenuity di Mars
Simulasi menunjukkan 2021PDC bisa berukuran antara 114 kaki hingga setengah mil dan tidak ada kepastian apakah bom nuklir raksasa dapat menghantam asteroid tersebut.
Pada hari ketiga, tim ahli bersiap untuk menghadapi dampak dan mempersempit area dampak di Eropa.Secara khusus, area itu mencakup Jerman, Republik Ceko, Austria, Slovenia, dan Kroasia.
Pada hari keempat, para ahli telah menyempurnakan dan menganalisis ukuran asteroid serta karakteristik fisiknya.
Menurut tim, asteroid itu cukup melenyapkan seluruh Eropa dan memiliki dampak yang cukup besar pada iklim serta populasi di seluruh dunia.
"Latihan ini pada akhirnya membantu komunitas pertahanan planet berkomunikasi satu sama lain dan dengan pemerintah kita, untuk memastikan kita semua terkoordinasi jika ada potensi ancaman asteroid diidentifikasi di masa depan," kata Lindley Johnson, Petugas Pertahanan Planet NASA.
Baca Juga:Hore! Helikopter Pertama NASA di Mars Sukses Lakukan Penerbangan Keempat
Dilansir dari Metro, Rabu (5/5/2021), NASA sebelumnya telah berpartisipasi dalam tujuh latihan dampak asteroid sejak 2013 di Konferensi Pertahanan Planet dan Federal Emergency Management Agency (FEMA).
Comments
Post a Comment